1.
Hubungan Peradaban Islam dengan buku
pacioli
Jawab:
Sejak
abad VIII, Bangsa Arab berlayar sepanjang pantai Arabia dan India singgah di
Italia dan menjual barang dagangan yang mewah yang tidak diproduksi oleh Eropa.
Buku Pacioli didasarkan pada tulisan Leonard of Piza, orang eropa yang pertama
menerjemahkan buku Al Gebra (pada saat itu ditulis dalam bahasa Arab), yang
berisikan dasar-dasar mengenai bookkeeping. Bookkeeping sebenarnya telah
dipraktekkan pertama kali oleh para pedagang dan berasal dari Mesir. Pada akhir
abad XV, Eropa mengalami standstill dan tidak dapat ditemukan adanya kemajuan
yang berarti dalam metode akuntansi.
Istilah
zornal (sekarang journal) telah lebih dahulu digunakan oleh kekhalifahan Islam
dengan istilah Jaridah untuk buku catatan keuangan. Double entry yang ditulis
oleh Pacioli, telah lama dipraktekkan dalam pemerintahan Islam.
2.
Perbedaan akuntansi syariah dan
akuntansi konvensional
Jawab:
a. Akuntansi
Konvensional
·
Konsep modal pokok
(capital) belum ditentukan,sehingga cara menentukan nilai/harga untuk
melindungi modal pokok sering
berbeda pendapat
·
Modal terbagi 2,yakni
modal tetap (aktiva tetap) dan modal yg beredar (aktiva lancar)
·
Mempraktekkan teori
pencadangan & ketelitian dari menanggung semua kerugian dalam perhitungan
·
Mengeyampingkan labayg
bersifat mungkin
·
Menerapkan prinsip laba
universal,mencakup laba dagang, modal pokok, transaksi, juga uang dari sumber
yg haram
·
Laba hanya ada ketika
adanya jual beli
b. Akuntansi
Syariah
·
Konsep modal pokok
dalam islam berdasarkan nilai tukar yang berlaku,dengan tujuan melindungi modal
pokok dari segi kemampuan produksi di masa yg akan datang dlm ruang lingkup
perusahaan yg kontinuitas
·
Barang-barang pokok
dibagi menjadi harta berupa uang (cash) danharta berupa barang (stock), dst
barang dibagi menjadi barang milik dan barang dagang
·
Mata uang (emas, perak,
dll) bukan tujuan segalanya,melainkan hanya sebagai perantara utk pengukuran
& penentuan nilai/harga (sebagai sumber harga/nilai)
·
Penentuan nilai dan
harga berdasarkannilai tukar yg berlaku
·
Membentuk cadangan
untuk kemungkinan bahaya dan resiko
·
Membedakan laba dari
aktivitas pokok dan laba yg berasal dari capital/modalpokok dengan yang berasal
dari transaksi dan wajib menjelaskan pendapatan dari sumber yang haram jika
ada, serta berusaha menghindari & menyalurkan pada tempat-tempat yg tlh
ditentukan oleh para ulama fiqh
·
Laba dari sumber yang
haram tidak boleh dibagi untuk mitra usaha/dicampurkan pada pokok modal
·
Laba akan ada ketika
adanya perkembangan dan pertambahan pada nilai barang,baik yg telah
terjual/belum. Akan tetapi jual beli adalah suatu keharusan utk menyatakan
laba, dan laba tidak boleh dibagi sebelum nyata laba itu diperoleh.
3.
Larangan terhadap
transaksi yang mengandung yang diharamkan
Jawab:
Sering dikaitkan dengan prinsip muamalah, yaitu keharusan
menghindar dari kemudaratan. Al-Quran dan Sunah Nabi Muhammad SAW sebagai
sumber hokum dalam menentukan keharaman suatu barang/jasa. Diantaranya adalah:
·
Tadlis (ketidaktahuan satu pihak)
·
Gharar (ketidaktahuan kedua pihak)
·
Ikhtikar (rekayasa pasar dalam pasokan)
·
Bai’ najasy (rekayasa pasar dalam
permintaan)
·
Maysir (judi)
·
Riba
4.
Asas Bank Syariah
Jawab:
Terkait dengan asas operasional bank syariah berdasarkan
pasal 2 UU No.21 tahun 2008 disebutkan bahwa perbankan syariah dalam melakukan
kegiatan usahanya berasaskan prinsip syariah, demokrasi ekonomi dan prinsip
kehati-hatian.
5.
Perusahaan Bank Umum
Syariah yang terdapat di Indonesia
Jawab:
·
PT Bank Syariah Mandiri
·
PT Bank Syariah Muamalat Indonesia
·
PT Bank Syariah BNI
·
PT Bank Syariah BRI
·
PT Bank Syariah Mega Indonesia
·
PT Bank Jabar dan Banten
·
PT Bank Panin Syariah
·
PT Bank Syariah Bukopin
·
PT Bank Victoria Syariah
·
PT BCA Syariah
·
PT Maybank Indonesia Syariah
6.
Perusahaan Unit Umum Syariah yang
terdapat di Indonesia
Jawab:
·
PT Bank Danamon
·
PT Bank Permata
·
PT Bank Internasional Indonesia (BII)
·
CIMB Niaga
·
HSBC, Ltd
·
PT Bank DKI
·
BPD DIY
·
BPD Jawa Tengah
·
BPD Jawa Timur
·
BPD Banda Aceh
·
BPD Sumatera Utara
·
BPD Sumatera Barat
·
BPD Riau
·
BPD Sumatera Selatan
·
BPD Kalimantn Barat
·
BPD Kalimantan Selatan
·
BPD Kalimantan Timur
·
BPD Sulawesi Selatan
·
BPD Nusa Tenggara Barat
·
PT BTN
·
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
(BTPN)
·
PT OCBC NISP
·
PT Bank Sinarmas
·
BPD Jambi
7.
Perusahaan BPRS yang terdapat di
Indonesia
Jawab:
·
Bank Desa
·
Lumbung Desa
·
Bank Pasar
·
Bank Pegawai
·
Lumbung Pitih Nagari (LPN)
·
Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
·
Badan Kredit Desa (BKD)
·
Bank Kredit Kecamatan (BKK)
·
Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK)
·
Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK)
·
Bank Karya Produksi Desa (BKPD)
8.
Perusahaan Asuransi Syariah yang terdapat
di Indonesia
Jawab:
·
PT Asuransi Takaful
Umum
·
PT Asuransi Takaful
Keluarga
·
PT Asuransi Syariah
Mubarakah
·
PT MAA Life
Assurance
·
PT MAA General
Assurance
·
PT Great Eastern Life
Indonesia
·
PT Asuransi Tri
Pakarta
·
PT AJB Bumiputera
1912
·
PT Asuransi Jiwa
BRIngin Life Sejahtera
·
PT Asuransi BRIngin
Sejahtera Artamakmur
·
PT Asuransi Binagriya
Upakara
·
PT Asuransi Jasindo
Takaful
·
PT Asuransi Central
Asia
·
PT Asuransi Umum
BumiPuteraMuda 1967
·
PT Asuransi Astra
Buana
·
PT BNI Life
Indonesia
·
PT Asuransi Adira
Dinamika
·
PT Staco Jasapratama
·
PT Asuransi Sinar
Mas
·
PT Asuransi Tokio
Marine Indonesia
·
PT Asuransi Jiwa
SinarMas
·
PT Tugu Pratama
Indonesia
·
PT Asuransi AIA
Indonesia
·
PT Asuransi Allianz
Life Indonesia
·
PT Panin Life,
Tbk
·
PT Asuransi Allianz
Utama Indonesia
·
PT Asuransi Ramayana,
Tbk
·
PT Asuransi Jiwa Mega
Life
·
PT AJ Central Asia
Raya
·
PT Asuransi
Parolamas
·
PT Asuransi Umum
Mega
·
PT Asuransi Jiwa
Askrida
·
PT Asuransi Jiwasraya
(Persero)
·
PT Equity Financial
Solution
·
PT Asuransi Kredit
Indonesia
·
PT Asuransi Bintang,
Tbk
·
PT Asuransi Bangun
Askrida
·
PT Prudential Life
Assurance
·
PT Jasaraharja
Putera
·
PT AIG Life
·
PT Asuransi Karyamas
Sentralindo
·
PT Asuransi Jiwa Sequis
Life
9.
Peranan OJK dalam pengembangan perbankan
syariah
Jawab:
a.
Mendorong
kegiatan sektor jasa keuangan agar terselenggara secara teratur, adil,
transparan, dan akuntabel.
b.
Mewujudkan
sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil.
c.
Yang tak
kalah penting harus dapat melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat dari
tindakan yang merugikan melalui praktek penipuan, kecurangan atau kelalaian.
10.
Pengertian Bai’ najasy
Jawab:
Bai’
najasy adalah sebuah situasi dimana konsumen/pembeli menciptakan demand
(permintaan) palsu, seolah-olah ada banyak permintaan terhadap suatu produk
sehingga harga jual produksi itu akan naik.
11.
Jenis Akad
Jawab:
·
Akad Mudharabah Menghimpun Dana
·
Akad Mudharabah Pembiayaan
·
Akad Musyarakah
·
Akad Murabahah
·
Akad Wadi’ah
·
Akad Salam
·
Akad Istihna
·
Akad Qardh
·
Akad Ijarah
·
Akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik
·
Akad Hawalah
12.
Pengertian Akad Mudharabah
Jawab:
Mudharabah
adalah perjanjian atas suatu jenis kerjasama usaha dimana pihak pertama
menyediakan dana (shahibul maal) dan pihak kedua bertanggungjawab atas
pengelolaan usaha (mudharib).
13.
Jenis-jenis Akad Musyarakah
Jawab:
·
Berdasarkan Ulama Fikih
ü Syirkah
Al Milk
ü Syirkah
Al’uqud
Ø Syirkah
Abdan
Ø Syirkah
Wujuh
Ø Syirkah
‘Inan
Ø Syirkah
Mufawwadhah
·
Berdasarkan PSAK
ü Musyarakah
Permanen
ü Musyarakah
Menurun (Mutanaqisah)
14.
Alur transaksi murabahah
Jawab:
Skema
ini dapat digunakan oleh bank untuk nasabah yang hendak memiliki suatu barang,
sedangkan nasabah yang bersangkutan tidak memiliki uang pada saat pembeliaan.
Pada pembiayaan dengan skema ini, bank adalah penjual sedangkan nasabah yang
memerlukan barang adalah pembeli. Keuntungan yang diperoleh bank dalam
pembiayaan ini berupa margin atau selisih antara barang yang dijual oleh bank
dengan harga pokok pembelian barang. Setelah barang diperoleh nasabah, barang
tersebut dapat dibayar secara tunai maupun secara angsuran kepada bank dalam
jangka waktu yang disepakati.
15.
Dasar hukum akuntansi syariah
Jawab:
Menurut
ketentuan yang tercantum dalam peraturan Bank Indonesia nomor 2/8/PBI/2000
pasal I, bank syariah adalah “bank umum sebagaimana yang dimaksud dalam
undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan yang telah diubah dengan
undang-undang nomor 10 tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariat Islam, termasuk unit usaha syariah (UUS) dan kantor cabang bank
asing yang melkukan kegiatan usaha berdasarkan syariah Islam.”
16.
Format laporan keuangan bank syariah
Jawab:
POS-POS
|
20X2
|
20X1
|
|
ASET
|
|
|
|
|
Kas
|
xxx
|
xxx
|
|
|
Penempatan pada Bank Indonesia
|
|
xxx
|
xxx
|
|
|
Giro pada bank lain
|
|
xxx
|
xxx
|
|
|
Penempatan pada bank lain
|
|
xxx
|
xxx
|
|
|
Investasi pada efek/surat berharga
|
|
xxx
|
xxx
|
|
|
Piutang
|
|
|
|
|
|
Piutang Murabahah
|
xxx
|
xxx
|
|
|
|
Piutang Saham
|
xxx
|
xxx
|
|
|
|
Piutang Istishna
|
xxx
|
xxx
|
|
|
|
Piutang Pendapatan Ijarah
|
xxx
|
xxx
|
|
|
Pembiayaan
|
|
|
|
|
|
|
Pembiayaan Mudharabah
|
xxx
|
xxx
|
|
|
|
Pembiayaan Musyarakah
|
xxx
|
xxx
|
|
|
Pinjaman Qardh
|
|
xxx
|
xxx
|
|
|
Persediaan (aset untuk dijual kembali)
|
|
xxx
|
xxx
|
|
|
Aset yang diperoleh untuk ijarah
|
|
xxx
|
xxx
|
|
|
Aset Istishna dalam penyelesaian
|
|
xxx
|
xxx
|
|
|
Penyertaan pada entitas lain
|
|
xxx
|
xxx
|
|
|
Aset pajak tangguhan
|
|
xxx
|
xxx
|
|
|
Aset tetap dan akumulasi penyusutan
|
|
xxx
|
xxx
|
|
|
Aset lainnya
|
|
xxx
|
xxx
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
POS-POS
|
20X2
|
20X1
|
KEWAJIBAN
|
|
|
|
Kewajiban segera
|
|
xxx
|
xxx
|
|
Bagi hasil yang belum dibagikan
|
|
xxx
|
xxx
|
|
Simpanan Wadiah
|
|
xxx
|
xxx
|
|
Simpanan dari bank lain
|
|
xxx
|
xxx
|
|
Hutang
|
|
|
|
|
Hutang Salam
|
xxx
|
xxx
|
|
|
Hutang Istishna'
|
xxx
|
xxx
|
|
Kewajiban pada bank lain
|
|
xxx
|
xxx
|
|
Pembiayaan yang diterima
|
|
xxx
|
xxx
|
|
Hutang pajak
|
|
xxx
|
xxx
|
|
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
|
|
xxx
|
xxx
|
|
Pinjaman wadiah yang diterima
|
|
xxx
|
xxx
|
|
Kewajiban lainnya
|
|
xxx
|
xxx
|
|
Pinjaman subordinasi
|
|
xxx
|
xxx
|
|
Jumlah Kewajiban
|
|
xxx
|
xxx
|
Dana Syirkah Temporer
|
|
|
|
|
|
Dana Syirkah temporer dari bukan bank
|
|
|
|
|
|
Tabungan Mudharabah
|
xxx
|
xxx
|
|
|
Gdeposito Mudharabah
|
xxx
|
xxx
|
|
Dana syirkah temporer dari bank
|
|
xxx
|
xxx
|
|
|
Tabungan Mudharabah
|
xxx
|
xxx
|
|
|
Deposito Mudharabah
|
xxx
|
xxx
|
|
Musyarakah
|
|
xxx
|
xxx
|
|
Jumlah Dana Syirkah Temporer
|
|
xxx
|
xxx
|
Ekuitas
|
|
|
|
Modal disetor
|
|
xxx
|
xxx
|
|
Tambah modal disetor
|
|
xxx
|
xxx
|
|
Saldo laba (rugi)
|
|
xxx
|
xxx
|
|
Jumlah Ekuitas
|
|
xxx
|
xxx
|
17.
Sumber hukum akad musyarakah
Jawab:
ü Al-Quran
“Maka mereka berserikat
pada sepertiga” (QS 4:12)
“Dan sesungguhnya
kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim
kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh” (QS 38:24)
ü As-Sunah
Hadis Qudsi: “Aku
(Allah) adalah pihak ketiga dari dua orang yang berserikat, sepanjang salah
seorang dari keduanya tidak berkhianat terhadap lainnya. Apabila seorang
berkhianat terhadap lainnya maka Aku keluar dari keduanya” (HR. Abu Dawud dan
Al-Hakim dari Abu Hurairah)
“Pertolongan Allah
tercurah atas dua pihak yang berserikat, sepanjang keduanya tidak saling
berkhianat” (HR. Muslim)
18. Pengertian
Akuntansi Syariah
Jawab:
Akuntansi
Syariah adalah Akuntansi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh
Allah SWT.
19. Unsur-Unsur
Laporan Keuangan entitas syariah
Jawab:
ü Komponen
laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial, seperti laporan posisi
keuangan, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuiditas.
ü Komponen
laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan sosial, seperti laporan sumber dan
penggunaan dana zakat serta laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan.
ü Komponen
laporan keuangan lainnya yang mencerminkan kegiatan dan tanggung jawab khusus
entitas syariah tertentu.
20. Berakhirnya
akad mudharabah
Jawab:
ü Masing-masing
pihak menyatakan akad batal, atau mudharib dilarang untuk bertindak hukum
terhadap modal yang diberikan, atau shahibul maal menarik modalnya.
ü Salah
seorang yang berakad meninggal dunia. Jika shahibul maal yang wafat maka
menurut Jumhur Ulama akad mudharabah itu batal, karena akad mudharabah sama
dengan akad wakalah yang gugur disebabkan wafatnya orang yang mewakilkan.
Selain itu, Jumhur Ulama berpendapat bahwa akad mudharabah tidak bisa
diwariskan. Akan tetapi, Ulama Malikiyah berpendapat bahwa jika seorang yang berakad
meninggal dunia, akadnya tidak batal, tetap dilanjutkan oleh ahli warisnya,
karena menurut mereka akad mudharabah boleh diwariskan.
ü Salah
seorang yang berakad kehilangan kecakapan bertindak hukum, misalnya gila.
ü Modal
habis ditangan shahibul maal sebelum dikelola oleh mudharib.
ü Menurut
Imam Abu Hanifah, jika shahibul maal murtad, maka akad mudharabahnya batal.